Monografi Bahan Tablet Effervecent
Berikut beberapa monografi bahan tambahan untuk pembuatan tablet
effervecent :
Asam sitrat
Rumus kimia CH2(COOH)C(OH)(COOH)CH2COOH.H2O.
Sinonim Acidum citricum. Asam sitrat berbentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul air. Mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak
lebih dari 100,5 % C6H8O7, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Pemerian hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk
hidrat mekar dalam udara kering. Kelarutan sangat mudah larut dalam air, mudah
larut dalam etanol, sukar larut dalam ester.
Kegunaan dalam bidang farmasi : Sequistering agent 0,3-2,0 %;
larutan buffer 0,1-2,0 %; penimbul rasa pada sediaan cair 0,3-2,0 %.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat.
Natrium bikarbonat
Rumus Kimia NaHCO3
Sinonim Natriihidrogencarbonas; Sodiumbicarbonate; baking soda ;
monosodium carbonate; sodium acid carbonate; natrii subcarbonas. Pemerian
Serbuk hablur, putih, stabil di udara kering, tetapi dalam udara lembab secara
perlahan-lahan terurai. Larutan segar dalam air dingin, tanpa dikocok, bersifat
basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan dibiarkan, digoyang kuat
atau dipanaskan.
Kegunaan dalam bidang farmasi : buffer dalam tablet 10-40 %, tablet effervescent
25-50 %, isotonik injeksi/infus 1,39 %. Kelarutan larut dalam air,
tidak larut dalam etanol. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Dua bahan tersebut adalah bahan utama dalam pembuatan tablet
effervecent, campuran keduanya yang menimbulkan gelembung yang menjadi
kelebihan sediaan ini.
Bahan tambahan lain adalah :
Laktosa
Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem. Tidak berbau dan
rasa sedikit manis. Kelarutan 1 gram larut dalam 4,63 air, praktis tidak larut
dalam kloroform, etanol, dan eter.
Kegunaan dalam bidang farmasi : zat pengikat, diluent pada serbuk inhaler
kering, pengikat tablet, diluent tablet dan kapsul.
Magnesium Stearat
Magnesium Stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam
organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium
stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung setara
dengan tidak kurang dari 6,8 % dan tidak lebih dari 8,3 % MgO. Pemerian Serbuk
halus, putih, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
Kegunaan dalam bidang farmasi : pelincir tablet dan kapsul.
Zat ini digunakan untuk melancarkan aliran tablet hasil dalam mesin cetak tablet
Bahan tambahan seperti pemanis dan pengikat bisa digunakan :
Aspartam
Aspartam adalah dipeptida metil ester yang terdiri dari dua asam amino,
yaitu fenilalanin dan asam aspartat.
Nama sinonim 3- amino – N – (α – carboxyphenethyl) succunamic acid – N –
methyl ester, 3- amino – N – (α – Methoxycarbonylphenethyl) succunamic acid ,
aspartyl phenylamine ester, canderel, methyl N- α – L – phenylalaninal,
nutrasweet, sanecta, trisweet.
Pemerian Serbuk putih hampir tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan sangat mudah larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam air,
kelarutan bertambah pada suhu tinggi dan pH asam. Kegunaan dalam bidang farmasi
: Zat pemanis.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
PVP ( Polivinil pirolidon )
Pemerian serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan, tak
berbau atau hampir berbau, higroskopis. Kelarutan : larut dalam asam,
kloroform, etanol (95%), keton, methanol dan air. Tidak larut dalam eter,
hidrokarbon, dan minyak mineral.
Kegunaan dalam bidang farmasi : pengikat tablet, diluent tablet
atau zat penyalut 0,5-5,0 %, zat pensupensi diatas 5,0 %.
Contoh lainnya :
Akrilamida
Definisi dan Karakteristik Akrilamida
Akrilamida (CH2=CHCONH2) adalah senyawa kimia
berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal padat yang sangat mudah
larut dalam air dan mudah bereaksi melalui reaksi amida atau ikatan
rangkapnya. Monomernya cepat berpolimerisasi pada titik leburnya atau di
bawah sinar ultraviolet. Akrilamida dalam larutan bersifat stabil pada
suhu kamar dan tidak berpolimerisasi secara spontan. (Harahap,Y, 2006).Struktur Kimia :
O
║
H2C ═ CH ─ C ─ NH2
Struktur Kimia Akrilamida
Rumus molekul : C3H5NO
Sinonim : 2-Propenamida, etilen karboksi amida, akrilik amida, asam propeonik amida, vinil amida.
Bobot molekul : 71,08
Kelarutan : Senyawa ini dapat larut dalam air (215,5 g/100 mL) dalam aseton (63,1 g/100 mL) dan dalam etanol (66,2 g/100 mL)
Titik lebur : 84,5oC
Titik didih : 87oC (2mmHg), 105oC (5mmHg), 125oC (25mmHg).
(Maryadele.J.O’Neil,2001).
2.1.2 Sifat Farmakokinetika Akrilamida
Absorbsi dari akrilamida melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan kulit. Pada pendistribusiannya, akrilamida terdapat dalam kompartemen sistem tubuh dan dapat menembus selaput plasenta. Pada urin tikus, telah ditemukan metabolit, seperti asam mekapturat dan sistein-s-propionamida. Glisidamida, merupakan metabolit utama dari akrilamida, yaitu epoksida yang lebih dicurigai dapat menyebabkan penyakit kanker dan bersifat genotoksik pada hewan percobaan. Akrilamida dan metabolitnya terakumulasi dalam sistem saraf dan darah. Akrilamida dicurigai lebih bersifat neurotoksik dibandingkan dengan glisidamida. Pada ginjal, hati dan sistem reproduksi pria juga terjadi akumulasi. Berdasakan pada percobaan pada hewan, akrilamida diekresikan dalam jumlah besar melalui urin dan empedu sebagai metabolitnya. Diketahui terdapat akrilamida air susu tikus yang sedang menyusui. Data-data farmakokinetika akrilamida pada manusia masih sedikit, namun antara manusia dan hewan mamalia belum terdapat data yang dengan pasti menunjukan perbedaan dari keduanya (Harahap, 2006).
Akrilamida dapat meningkatkan timbulnya tumor kelenjar payudara pada tikus betina. Pada tikus jantan dapat memicu degenerasi tubulus seminiferus dan aberasi kromosom spermatosit serta menurunkan kadar testosteron dan prolaktin. Namun, uji fertilitas belum dilaporkan. Dengan pemberian secara oral, topikal, dan intraperitonial akrilamida dapat memicu kanker kulit. Akrilamida, dimasukan ke dalam kategori grup 2A yaitu senyawa yang hampir dipastikan menyebabkan kanker pada manusia (karsinogenik). Hal tersebut dikarenakan jumlah peserta yang diikutsertakan dalam penelitian masih belum memadai untuk suatu uji epidemiologik. Berdasarkan data yang ada, belum ada data epidemiologik yang menunjukan bahwa paparan akrilamida dapat menyebabkan kanker (Harahap, 2006).
FAO dan WHO memberikan arahan sementara untuk mencegah kemungkinan terjadinya resiko akibat akrilamida, meskipun informasi tentang akrilamida dan dampaknya dalam makanan belum lengkap, diantaranya :
- Pola makan yang seimbang dan bervariasi, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, dan menghindari atau mengurangi makanan yang diduga mengandung akrilamida.
- Makanan tidak dimasak dengan suhu yang terlalu tingfi, hanya dengan suhu yang cukup untuk menghancurkan mikroorganisme patogen (Winarno,1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar